Judi Kepiting Udang

Judi Kepiting Udang

Belanja di App banyak untungnya:

BANGKAPOS.COM - Banyak orang menyebutnya dengan sebutan udang selingkuh.

Bisa disebut begitu karena masyarakat lokal di sekitar habitatnya percaya bahwa udang tersebut telah berselingkuh dengan kepiting.

Ya, begitu lah satu di antara keunikan Udang Selingkuh sebagai kuliner.

Jika pertama kali mendengarnya, niscaya Anda akan terkejut.

Udang Selingkuh merupakan satu dari sejumlah hidangan khas nusantara yang berasal dari Papua.

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, udang selingkuh merupakan hidangan yang sering dijumpai di Wamena.

Udang selingkuh sendiri memiliki habitat di Sungai Baliem.

Nama udang selingkuh sendiri diberikan karena melihat capit udang ini yang mirip seperti kepiting.

Ukuran capit udang ini sangat besar hampir setara dengan capit yang dimiliki kepiting.

Baca juga: Daftar Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat, Jeroan hingga Udang

Karena hal tersebut membuat warga lokal menyimpulkan bahwa hewan tersebut adalah hasil perselingkuhan udang dan kepiting.

Udang selingkuh sendiri sebenarnya termasuk jenis lobster air tawar yang termasuk golongan crayfish atau udang karang.

Udang selingkuh ini termasuk dalam genus Cherax.

Udang selingkuh biasanya diambil langsung oleh masyarakat setempat.

Setelah itu dijual kepasar untuk dibeli oleh para pemilik restoran dan rumah makan.

Selain di Sungai Baliem udang selingkuh juga bisa ditemukan di Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi.

Tekstur daging udang selingkuh mirip seperti lobster, padat, lembut dan berserat.

Cita rasa udang selingkuh ini sangatlah unik.

Dagingnya yang lembut, gurih dan sedikit manis cocok bila dipadukan dengan bumbu khas olahannya.

Seluruh bagian tubuh udang selingkuh bisa dimakan kecuali kepala.

Baca juga: Gubernur Erzaldi Kagumi Tambak Udang Vaname Indocom, Bertahan Hingga 22 Tahun Ini Rahasianya

Tak hanya dagingnya yang nikmat, udang selingkuh juga memiliki kandungan yang baik bagi tubuh.

Kandungan kalsium dan protein yang tinggi juga terdapat di dalam udang ini.

Selain protein dan kalsium, udang selingkuh mengandung mineral berupa selenium, fosfor, magnesium, sodium, dan zinc dalam kadar yang sesuai dengan kebutuhan gizi manusia.

Udang selingkuh juga termasuk makanan yang rendah kalori. Dalam 100 gram daging udang segar terkandung 106 kalori.

Biasanya udang selingkuh diolah dengan cara digoreng atau direbus.

Meski warna aslinya biru, udang selingkuh bakal berubah warna menjadi jingga usai dicuci dan direbus.

Baca juga: Sederat Manfaat dari Segudang Kandungan Gizi Ikan Pari, Begini Cara Memasaknya yang Benar

Bentuknya mirip dengan kepiting atau jenis lobster yang hidup di lautan lepas.

Namun, jenis olahan yang popular adalah udang selingkuh saus asam manis

Kepopuleran olahan ini membuat hidangan udang ini terkenal hampir di seluruh wilayah di Papua. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cicipi Hidangan Udang Selingkuh Khas Sungai Baliem Papua"

KOBA - Orang Nomor Satu di Bangka Tengah ini, tampak bersemangat saat menebar jaring lempar atau jala ke dalam tambak udang Vaname skala rakyat, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan Kepiting Bakau Budidaya Sistem Crab Box Apartement, bertempat di Instalasi Budidaya Ikan Air Payau Desa Guntung, Jumat (21/10/2022).

Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia (BI) yang telah mendukung masyarakat Bangka Tengah dalam membuat tambak rakyat.

"Alhamdulillah kurang lebih 83 hari setelah kita tabur benurnya udang Vaname, hari ini kita panen dengan size 47 sampai 50 ekor satu kilonya. Ini merupakan keberkahan dari Allah SWT dan semangat dari teman-teman Pokdakan di Desa Guntung serta dukungan dari Bank Indonesia dalam membuat tambak rakyat," ucapnya.

Menurut Algafry potensi Kepiting Bakau dan Udang Vaname ini sangat luar biasa, bahkan minat masyarakat untuk membelinya juga tinggi.

"Khusus untuk Kepiting Bakau ini kita besarkan dari berat kurang lebih 100 gram dan setelah panen menjadi 300 hingga 400 gram per ekornya,” jelas Algafry.

Untuk harga jual Rp90.000 per kilogram, keuntungan yang didapat hampir 50 persen. Berkaca dari hal ini, Ia pun mengajak masyarakat untuk semangat terjun langsung menggarap potensi ini.

Algafry juga berharap kegiatan ini akan menjadi percontohan bagi tempat yang lain untuk bisa dikembangkan di tahun 2024 mendatang dan Bangka Tengah ditargetkan menjadi sentra budidaya Kepiting Bakau.

"Ini harus dikembangkan, karena bisa dilakukan masyarakat pesisir kita, di rumah atau pun di lokasi dekat pantai yang insyaallah akan membangkitkan perekonomian di Bangka Tengah ini," serunya optimis.

Senada dengan Bupati, Plt. Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah, Imam Soehadi, menilai potensi Udang Vaname ini sangat bagus dan menguntungkan, bahkan untuk kualitas super harganya bisa mencapai ratusan ribu per kilogram.

"Potensinya sangat bagus sekali dan menguntungkan karena peminatnya banyak,” ujarnya sembari akan terus mendukung dan memberikan bimbingan kepada masyarakat.*

Penulis: Redoh soniman

Editor: Kumala Sari Dewi

Fotografer: Redoh Soniman